Sabtu, 28 Mei 2011

Tempek Itu, Enak Nian


Tempek Itu, Enak Nian
Cerita ini hanya untuk lulucon belaka antara suku sumatra, bengkulu  dengan suku jawa, berikut cerita yang saya tulis dengan tujuan menghibur tanpa ada maksud terselubung.

Alangkah senangnya sekelompok asal rejang, Bengkulu, lantaran dapat melaksanakan study tour ke yogyakarta. Sepanjang perjalan dalam bis mereka banyak melantumkan lagu-lagu daerah.
Begitu sampe di malioboro, mereka pun pada turun dari bis dan berlarian menuju lapangan parkir depan keraton, dan tak henti-hentinya berdecap kagum menyaksikan suasana maliboro saat itu.
Tragedi itu bermula tatkala galang dan roni menunjukan jarinya seraya berseru keras: “amboy, ron! Tengoklah barang sekejap, “tempik” itu elok nian. Sungguh, “tempik” itu elok nian”. Tak mau kalah roni pun ikut bertriak sambil menunjukan jarinya ke arah para pedang sekitar, iya-iya sungguh rame ya “tempik-tempik di sini”.
Tak berselang lama para pemuda-pemudi di situ pun gerang akan tingkah mereka yang di anggaap kurang ajar, salah satu pemuda disitu yang bernama anton mendatangi mereka berdua dan mengajaknya berduel.
Karna kepolosan mereka berdua maka mereka berdua hanya terpelongo saja dan menayakan apa kesalahan mereka, ?.  lau pemuda jogya itu pun menjawab “mas sampeyan berdua rasah cangkeman! Tak suek congormu!”. Dan merekan merasa tambah bingung, padahal dia hanya bilang “tempik-tempik disini bagus dan ramai”.
Anton pun memanggil teman-temannya dengan tujuan untuk mengeroyok pemuda asal bengkulu tersebut, tak lama kemudian sebelum pemuda asal bengkulu itu di keroyok pak iman pun selaku guru dari tempat pemuda asal bengkulu itu bersekolah datang menghampiri dan menanyakan permasalahannya.
Setelah mereka saling menjelaskan maka pak iman pun meminta maaf, dan menjelaskan arti kata “tempik” di dalam bahasa jawa yang berarti bisa sangat gawat kepada anak muridnya, lalu mereka  pun meminta maaf kepada pemuda yogya tersebut, padahal kalau dalam bahasa sumatra “tempik” itu artinya “tempat”.

1 komentar: